Zhynetrick – Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyari. Jombang, 23 Oktober 2021 – Dalam kunjungannya ke Pesantren Tebuireng, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Kabupaten Jombang mengunjungi Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyari (Kementerian Kesehatan) yang didirikan atas dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pada kesempatan ini, Mendikbud sangat antusias melihat persiapan Kemenkes menggelar pameran di tempat dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional dan Hari Pahlawan.
Mendikbud menyampaikan, “Selain sebagai informasi, acara ini juga bermanfaat dan dapat menjadi referensi bagi pengunjung mengenai peran Kerajaan/Kesultanan dan tokoh-tokoh Islam pada masa pra-kemerdekaan, kemerdekaan dan pasca-kemerdekaan.” Nadim Anwar Makarem Technology di Jombang Kamis (21/10).
Nadim menambahkan, “Museum ini (Kementerian Kesehatan) telah didirikan di lokasi dan lingkungan belajar yang strategis, dan selain sebagai ruang publik, diharapkan dapat mempromosikan pembelajaran mandiri dan kampus mandiri,” kata Menteri Nadim.
Direktur Pembinaan Kepegawaian dan Lembaga Kebudayaan (PTLK), Direktorat Jenderal (Dietgen) Kebudayaan, Judy Wahideen yang mendampinginya mengungkapkan minat generasi muda untuk mempelajari sejarah. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya komunitas terkait sejarah serta meningkatnya jumlah kunjungan generasi muda ke museum dan munculnya berbagai konten di media sosial terkait sejarah.
Direktur PTLK menjelaskan bahwa sejarah adalah asal usul dan jati diri bangsa. Sejarah adalah dokumentasi perjalanan panjang bangsa. Selain itu, sejarah juga merupakan gudang ilmu, nilai dan panutan yang dapat dijadikan sebagai pijakan dan acuan agar bangsa kita tidak tersesat dan selalu bergantung pada nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh nenek moyang kita dan. Era diuji.
Sementara itu, Jodi mengatakan bahwa Minha mewakili Islam di Nusantara yang inklusif, toleran, gotong royong dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan. Untuk itu, Ditjen Kebudayaan bersama direktur museum sedang mempersiapkan berbagai agenda untuk melibatkan generasi muda dalam kegiatan museum.
“Sebagai langkah awal, kami mengajak generasi muda untuk menemukan kembali sejarah bangsanya melalui media modern yang menyenangkan dan dekat dengan dunia generasi muda. Misalnya melalui permainan sejarah, animasi, komik sejarah, dokumenter, vlog, pelatihan kreator, teater, sastra, kompetisi kreativitas, dll’,” jelas Jodi Wahden.
Selain itu, juga mengajak generasi muda untuk menggali, meneliti dan menulis peristiwa dan bukti sejarah (dokumentasi), sehingga dapat disajikan secara menarik kepada khalayak.
“Mari kita tentukan sejarah dan asal usul bangsa agar kita bisa hidup lebih baik di masa sekarang dan masa depan,” kata direktur PTLK.
Museum Islam Indonesia KH. Presiden Joko Widodo Hasim Assyari meresmikan pada 19 Desember 2018. Museum yang terletak di Desa Quarun, Coker, Dewek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini memiliki struktur bangunan unik, yaitu piramida terpotong. Gedung Museum Islam Indonesia dirancang oleh arsitek Ir. Gunadi dari ITS, dengan gaya desain mahasiswa (Santri) menghormati guru (Kyai).
MINHA terletak di atas lahan seluas 4,9 hektar, dibangun atas prakarsa KH. Salahuddin Waheed (Gus Chola), bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Jombang dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebagai wisata edukasi, MINHA bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang proses perkembangan Islam di Indonesia. Museum ini berisi cerita, gambar, dan buku-buku yang berkaitan dengan proses masuknya Islam ke Nusantara.
MINHA juga diciptakan untuk memberikan informasi terkait sejarah perkembangan Islam di Indonesia dan kontribusinya terhadap prestasi bangsa Indonesia, serta diharapkan dapat menjadi ruang pendidikan, penelitian dan hiburan. Koleksi museum terdiri dari banyak manuskrip kuno, barang antik, koin Islam, prasasti, buku-buku kuno, dll, dengan total 112 koleksi.
Pembangunan MINHA dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu 4 tahun, mulai tahun 2014 hingga 2017 dengan total dukungan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebesar 65 miliar rupiah. Selain dukungan dalam bentuk pembangunan fisik, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan dukungan untuk peminjaman dan penggandaan koleksi, serta peningkatan kapasitas direksi Kementerian Kesehatan.
“Karena masa lalu, masa kini dan masa depan saling terkait dan tidak dapat dipisahkan,” kata Menteri Nadim.