Definisi adaptasi fisiologis – Adaptasi fisiologis artinya makhluk hidup dapat beradaptasi dengan lingkungannya melalui fungsi kerja organ-organ dalam tubuhnya agar dapat bertahan hidup. Jenis adaptasi ini cukup sulit untuk diamati karena hanya terjadi pada organ dalam makhluk hidup itu sendiri.
Berikut Ini Telah Kami Kumpulkan Yang Bersumber Dari Laman https://officialjimbreuer.com/ Yang Akhirnya Saya Tuliskan Disini.
Lebih tepatnya, adaptasi fisiologis adalah adaptasi yang mencakup fungsi organ. Adaptasi ini dapat berupa enzim yang berasal dari organisme. Namun, penyesuaian fisiologis dapat dibalik atau dilanjutkan dalam keadaan aslinya.
Tujuan kustomisasi
- Bisa bertahan.
- Untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan.
- Agar bisa melindungi diri dari musuh atau predator.
Hasil penyesuaian fisiologis
Hasil adaptasi fisiologis adalah adanya perubahan fungsi kerja organ, tetapi tidak pada bentuk organ
Misalnya adaptasi ikan laut yang banyak minum untuk menggantikan air yang keluar dari tubuh akibat osmosis dan mengeluarkan air seni yang sangat sedikit dan pekat.
Contoh adaptasi fisiologis
Contoh adaptasi fisiologis adalah:
Pada tumbuhan
Ada beberapa contoh adaptasi fisiologis pada tumbuhan, seperti:
- Pohon pisang dengan daun lebar dan tipis yang dilapisi bahan lilin untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
- Salah satu cara untuk menyesuaikan tanaman pakis dengan lingkungan yang lembab adalah dengan menggulung daun mudanya.
- Tanaman bakau memiliki akar yang terkulai berguna untuk bernafas agar dapat bertahan hidup di perairan pasang surut.
- Ada satu jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan asam untuk dikonsumsi oleh serangga atau hewan.
- Eceng gondok, batangnya berlubang sehingga bisa bertahan hidup dan tumbuh di dalam air.
- Tanaman dikotil dengan kelopak bunga yang indah bermanfaat untuk menarik perhatian serangga agar dapat melakukan penyerbukan secara alami.
- Tanaman berbunga umumnya menghasilkan nektar untuk menarik serangga dan menyerbuki tanaman.
Pada hewan
Hewan dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain hewan karnivora (karnivora), herbivora (herbivora), dan omnivora (omnivora). Jenis makanan pada hewan berbeda-beda, sehingga ukuran dan panjang usus serta enzim yang memilikinya juga akan berbeda. Ketika herbivora mampu mencerna makanan dengan sel berdinding keras, herbivora biasanya memiliki usus yang lebih panjang daripada hewan karnivora. Ada contoh lain dari adaptasi fisiologis pada hewan diantaranya:
- Hewan berdarah dingin yang laju metabolisme menurun saat berada di suatu tempat atau daerah dengan cuaca dingin. Sedangkan hewan berdarah panas memperoleh laju metabolisme saat berada di tempat atau daerah bersuhu panas.
- Unta bisa menyimpan cadangan air di kantong-kantong di punuknya sehingga hewan ini bisa bertahan hidup di tempat yang gersang atau di gurun yang gersang.
- Burung hantu memiliki penglihatan yang sangat tajam pada malam hari, sehingga memudahkan mereka untuk mencari makanan.
- Ikan yang hidup di laut mengeluarkan urin yang lebih pekat dibandingkan ikan air tawar.
- Hewan sejenis musang yang dapat menyemburkan cairan berbau dari duburnya, yang berguna untuk melindungi dirinya dari ancaman musuh.
- Ada juga hewan seperti tupai yang bisa mengekstrak air dari bijinya sehingga hewan tersebut bisa bertahan hidup di daerah yang kering.
- Bunglon bisa meniru, sehingga hewan ini bisa mengubah warna kulitnya tergantung lingkungan atau tempat tinggalnya. Tujuan dari hewan ini adalah untuk merubah warna kulitnya agar terhindar dari predator atau musuh sekaligus menyamar untuk mencari makan.
- Nyamuk merupakan hewan yang dapat menghisap darah baik darah manusia maupun darah hewan. Sehingga hewan ini memiliki antikoagulan yang disebut antikoagulan.
Contoh adaptasi fisiologis pada manusia
Penduduk di daerah pesisir lebih rendah dibandingkan di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan tekanan parsial oksigen di daerah pesisir lebih banyak dibandingkan di daerah pegunungan. Ketika tekanan parsial oksigen rendah, lebih banyak sel darah merah dibutuhkan untuk mengikat oksigen.
Saat panas kita berkeringat. Penghapusan keringat untuk membantu tubuh kita menjadi dingin karena panas tubuh diserap untuk menguapkan permukaan tubuh kita.
Atlet rata-rata memiliki ukuran jantung lebih besar dari ukuran jantung orang pada umumnya.
Saat udara dingin, orang lebih cenderung mengeluarkan air seni.
Mata manusia dapat beradaptasi dengan intensitas cahaya yang diterima. Saat Anda membuka mata di tempat gelap, pupil mata terbuka lebar. Sebaliknya, saat bercak terang, pupil mata menjadi menyempit. Pelebaran atau penyempitan pupil merupakan upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
Kesimpulan
Dengan demikian, adaptasi fisiologis memungkinkan makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya melalui fungsi kerja organ-organ dalam tubuhnya agar dapat bertahan hidup.
Dengan adaptasi fisiologis, makhluk hidup dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungannya.